Senin, 26 Januari 2009

Anggrek Dendrobium

Dalam budidaya anggrek sering kita temukan istilah kompot, dan merupakan fase/tahapan pertama setelah bibit anggrek keluar dari botol. Pada kesempatan ini kami ingin menyapaikan bagaimana menangani bibit anggrek, terutama jenis dendrobium, yang

kompotden01

baru saja keluar dari botol. Bibit anggek dalam fase botolan biasanya mempunyai besar bibit yang tidak sama, baik ukuran dan kematangannya. Bila kita merasa besar bibit belum siap (juga kecukupan makanan dalam botol), maka bibit tersebut dapat

dipertahankan dalam botol sampai pada keadaan bibit benar-benar siap keluar dari botol. Pengalaman kami untuk mengerjakan jumlah besar botol (lebih dari 5 botol dalam satu

jenis anggrek), maka akan lebih efektif dilakukan secara bersamaan untuk masing-masingkompotden02 tahapan. Contoh pada gambar dapat ditampung pada satu kompotden03wadah dan dilakukan pencucian dari sisa media botol dan juga pemberian fungsida bersamaan. Setelah selesai dengan tahapan ini, maka dilanjutkan dengan mengeringkan bibit tersebut diatas kertas koran bekas dan diangin-angin. Yang menarik (berdasarkan pengalamanan) adalah bibit tersebut dapat dikatagorikan 3 yaitu kelompok pertama adalah yang paling besar,

kompotden061

sehingga dapat langsung ditanaman dalam pot plastik secara individu, kedua adalah yang medium ukurannya dan yang ketiga adalah sangat kecil (dan masih layak untuk tetap tinggal di dalam botol). Nah untuk mempermudah dalam penanaman dan pemeliharaan selanjutnya, kami melakukan kelompok pertama langsung ditanam dengan pot plastik secara individu (pot plastik ukuran paling kecil dan biasanya digunakan oleh petani anggrek phalaenopsis), dan sisanya ditanam dalam satu kelompok seperti pada gambar sebelah ini. Dimana menggunakan pot plastik ukuran paling besar dengan menyusun bibit anggrek

kompotden04

terlebih dahulu, setelah tersusun dengan baik baru kemudian kami tabur pakis halus sebagai penutupnya.

Dalam merawatan kompot ini kami melakukan perawatan yang mendekati situasi dalam botol yaitu dengan sering menyiram air (dengan sprayer) baik dengan atau Vit B1. Karena dilingkungan kami ada sedikit angin semilir, maka dapat dilakukan lebih sering lagi (mengingat media yang digunakan adalah pakis, Insya Allah aman dari kebanyaka air). Pada saat ini ada satu yang musti dilakukan adalah mencatatkan nama/kode anggrek, sehingga kita dapatkompotden07 mengetahui silsilah/jenis anggrek tersebut. Menurut pengalaman kami, 1 bulan pertama adalah masa yang paling kritis, bila anda berhasil melewatinya dengan baik maka dapat menghasilkan kompot yang baik. Gambar disamping adalah bibit anggrek yang baru ditanam setelah keluar dari botol dalam jumlah banyak. Pada fase ini bibit anggrek pertama dirangsang untuk menghasilkan akar baru (akar yang ada sebelumnya akan mati dan digantikan oleh akar baru), setelah itu maka akan diikuti oleh tumbuhnya blub baru sebagai tanda bibit telah berkembang dengan baik.

Pada gambar ini menggambarkan setelah 3-4 bulan, kompot telah siap dipindahkan ke pot

kompotden05

individu yang lebih besar, dengan harapan akan menghasilkan seedling yang lebih baik lagi. Untuk menentukana apakah suatu kompot sudah siap dipindahkan atau belum , yaitu dengan memperhatikan daun berwarna hijau sehat (tidak terlalu muda atau tua), setiap individu bibit anggrek telah memiliki akar yang baik dan mempunyai 2-3 bulb.

Khusus untuk kelompok pertama yang telah dipisahkan dalam satu pot kecil secara individu, akan mengalami pertumbuhan yang lebih baik lagi dan juga akan lebih cepat juga menghasilkan tanaman yang berbunga.

kompotden08Pada kesempatan ini juga kami ingin share juga memelihara anggrek dendrobium didataran tinggi, dimana kebanyakan jenis anggrek dendrobium senang/dapat tumbuh sehat didataran rendah, yaitu membantu tanaman anggrek mendapatkan jumlah sinar matahari lebih banyak dan juga menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi, dengan meletakkan tanaman dekat dengan atap kebun (dalam hal ini atap platik/panopy). Kami mengamati suasana dan keaadaan ini sangat baik, dengan ditunjang sirkulasi udara yang baik. Kami menggunakan plastik bening sebagai pengganti pot tanah liat, untuk mengurangi berat tanaman, supaya aman digantung. Hasilnya dapat dilihat pada gambar, bila anda tertarik lebih detail lagi silahkan dapat menghubungi kami.

Rabu, 06 Agustus 2008

Budidaya Semangka Tanpa Biji

Iklim yang basah akan menyebabkan pertumbuhannya terhambat, mudah terserang penyakit serta produksi dan kualitas buahnya akan menurun. Perkembangan tehnologi budidaya semangka di-daerah Sub tropika lebih maju dibandingkan daerah asalnya ( tropika ). Jenis - jenis baru baik hibrida yang diploid ( semangka berbiji ) maupun yang triploid ( semngka tak berbiji ) telah banyak di kembangkan dengan kualitas buah dan hasil jauh lebih baik dibandingkan dengan semangka tropis ( varietas asalnya ).

SEMANGKA TANPA BIJI

Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah merupakan semangka hibrida F-1 juga. Namun tetua atau induknya masing - masing berasal dari tetua betina semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu semangka ini disebut juga semangka hibrida tetraploid. Teknik pembenihan semangka tanpa biji diketemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid harus melalui pelipat gandaan jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering di sebut dengan mutasi duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid ( semangka seedless) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah ( Kurang dari 29 0 C ) maka daya kecambahnya pun akan lambat, oleh karena itu perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin. Pertumbuhan tanaman muda pada awalnya lemah, bahkan terkadang tidak normal, tetapi selanjutnya tanaman akan tumbuh kuat. Daya kecambah rata - rata biji semangka triploid adalah antara 27,5 - 85 % dengan bentuk kotiledon yang lebih kecil daripada semangka diploid. Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan benamg sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Meskipun demikian biji kosong yang berwarna putih atau coklat terkadang masih dijumpai. Terbentuknya biji kosong yang berwarna coklat biasanya disebabkan karena kelebihan dosis pemupukan unsur hara phospor(P205.).

METODE PENGECAMBAHAN BENIH SEMANGKA NON BIJI MODEL SITUBONDO

Usaha budidaya semangka baik yang berbiji maupun yang nonbiji pada dasarnya hampir sama, tetapi pelaksanaannya ada sedikit perbedaan terutama dalam proses perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina serta dalam perlakuan pengecambahan biji. Pada semangka nonbiji diperlukan proses pengecambahan dan penyemaian yang spesifik yang tidak dilakukan pada semangka berbiji. Seringkali dalam budidaya semangka nonbiji mengalami kegagalan akibat dari penyemaian benih yang kurang benar sehingga menyebabkan benih yang disemai mengalami kegagalan tumbuh. Perlakuan yang spesifik pada benih semangka nonbiji diperlukan dalam penyemaiannya karena benih semangka non biji memiliki kulit biji yang tebal dan keras, endosperm (cadangan makanan dalam biji ) yang kecil dan kotiledon (calon akar) sangat kecil, sehingga sangat dianjurkan kepada para petani untuk tidak menyimpan benih semangka nonbiji terlalu lama karena daya tumbuhnya cepat sekali turun. Memperhatikan keadaan tersebut diatas dalam budidaya semangka nonbiji sangat dianjurkan untuk melakukan pengecambahan sebelum bibit di semai, sehingga akan diperoleh mamfaat, diantaranya:

1. Mengurangi kematian benih.

2. Mempertinggi persentase daya tumbuh.

3. Mempercepat penyemai- an benih.

4. Menyeragamkan per- tumbuhan tanaman.

5. Menghemat pemakaian benih.

6. Menghindari kekurangan benih.

7. Meminimalkan serangan hama penyakit dan memudahkan perawatan.










Dalam proses pen-gecambahan benih semangka non biji banyak cara yang dilakukan oleh petani dan di setiap daerah memiliki cara yang berbeda akan tetapi pada dasarnya hanya mengacu pada persyaratan berkecambah-nya benih semangka non biji. Persyaratan untuk ber-kecambahnya benih adalah suhu antara 25-30 derajat Celsius dan tidak membutuhkan sinar mata hari secara langsung.



CARA PENGECAMBAHAN BENIH YANG BIASA DILAKUKAN PETANI SITUBONDO

Pertama - tama benih disiapkan sesuai kebutuhan dan dikeluarkan dari wadahnya. Setiap bagian ujung benih dipecah kulitnya dengan menggunakan gunting kuku dan menjepitnya pada bagian tengah gunting kuku, maksud dari perlakuan ini adalah untuk memudahkan kotiledon keluar dari bagian kulit biji serta memudahkan biji menghisap air dari luar. Dalam pelaksanaannya kita harus hati hati agar bagian kotiledonnya tidak ikut pecah karena, apabila bagian kotiledon pecah akan mengakibatkan pecahnya bagian pangkal batang kelak kalau sudah ditanaman dilapangan. Setelah benih di pecahkan selanjutnya benih direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh dan fungisida selama kurang lebih 1-2 menit, selanjutnya benih tersebut diletakkan pada 6 lembar kertas merang yang telah dibasahi dengan larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh. Setelah benih diletakan dan ditata kemudian ditutup kembali dengan 6 lembar kertas merang yang telah dibasahi dengan larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh, kemudian letakkan dan tata kembali benih yang telah direndam tadi diatasnya, tutup dengan kertas merang, begitu seterusnya sampai bertapis-lapis hingga benih yang akan di kecambahkan habis. Untuk lapisan paling bawah dan paling atas diberi lapisan kardus. Agar kecambah atau calon akar tumbuh lurus, bagian bawah dan atas media kita beri lapisan kaca tebal seukuran kertas merang kemudian kita press dengan cara yang tepat dan di ikat dengan kuat, setelah itu masukan kedalam kotak kardus yang agak longgar kemudian ditutup dengan rapat agar suhu udara dalam kotak tetap hangat dengan suhu antara 20 -30 derajat Celsius. Kotak tersebut diplester atau dilakban plastik pada setiap sisinya, kemudian disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Setelah diperam 40-42 jam media penge-cambahan tersebut kita buka dan biasanya benih telah berkecambah dengan ukuran calon akar kurang lebih 1 Cm. Kecambah kecambah tersebut selanjutnya kita tanam pada polybag - polybag yang telah disiapkan dengan dengan bagian calon akar kecambah menghadap kebawah.Untuk biji-biji yang perkecambahan-nya belum normal kita peram kembali selama beberapa jam baru setelah berkecambah dengan normal kita tanam pada polybag.